Kamis, 21 Januari 2010

Menunggu Kematiannya

Perjaka muda
Termenung di tepian telaga
Desir air telaga
Tak dihiraukannya

Senandung sebuah irama
Ia lantunkan dlm tawa yg dipaksa

Percikan air telaga
Tak menghapuskan kesedihannya
Lantunan iramanya
Tampak senada dengan derasnya air telaga

Dalam sisa hidupnya
Tiada lagi asa
Ia merasa...
Kematian mempermainkannya

Ingin tinggalkan dunia
Terasa bodoh baginya
Biarkan, begitu bisiknya
Raga tak lagi bernyawa

Percuma hidup di dunia
Jika jiwa tak lagi senada
Percuma meronta ronta
Sebab Tuhan yg tau jawabannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by viki-adikku